Rabu, 15 April 2015

Sajak Malam



Malam dan Rasa

Malam terlalu muram
Tapi tak menghilangkan kenangan
Aku meraba setiap jengal jarimu            
Dan kau pun meraih dan menggenggamku

Aku merindu
Pada malam yang menghadirkan terang
Kau kurindu
Untuk bisa duduk bersamaku

Dalam dingin kita berbincang
Tentang harapan yang kita semogakan
Selalu berjalan berdua
Untuk rasa yang berselimut asa

(08 April 2015)

Sajak pagi



Embun pagi

Tak terasa matahari meninggi
Mimpiku masih tergantung di angan-angan
Hanya ada setitik embun
Mengalir dari dahan rindu yang tinggi

Lalu rinduku merasa malu
Semakin ranum ku pandang
Kadang ia merasa takut
Kala berpapasan dengan mimpinya

Embunku terus mengalir
Pohon rinduku meninggi
Menjulang ke atas
Menerobos langit realita

Kau yang disana
Aku rindu kamu..

(September, 2014)

Curhat :)



Dari Mas yang disini
Untuk Mba yang disana

Sudah sering kali kamu berkata kepadaku tentang sabar dan pengertian dalam sebuah hubungan. Bahkan dalam setiap perbincangan kamu selalu berbicara tentang itu semua.
Aku mencoba menuruti apa yang kamu mau, apa yang kamu inginkan, tetapi kamu selalu berlaku seenaknya sendiri. Kamu jadikan kesibukan kamu sebagai alasan agar aku mengalah. Setega itukah kamu? Atau aku memang tak begitu penting untuk hidupmu?
Semua pertanyaan itu selalu hadir setiap kali aku sendirian. Tak ada kamu yang menemani, hanya sepi yang berbelas kasihan kepadaku dan sedikit menghiburku sebagai pendengar setia curhatku.
Dimana kamu yang selalu berkata sabar dan pengertian? Apakah pengertian menurutmu adalah mengerti kamu yang terlalu sibuk dengan urusan kamu sendiri tanpa adanya sedikit pengertian dari kamu untukku? Apakah sabar menurutmu adalah menunggu kamu sibuk dengan urusan kamu dan mengesampingkan rindu yang ada?
Aku disini masih menunggumu
Masih berharap kau ada dan meredakan rindu dihatiku

(Januari, 2015)