Ada yang meneteskan air mata ketika
orang lain tertawa. Hamparan kenangan yang menyeruak diantara peluh yang
berlomba menetes. Pada gelap, aku menitipkan semua rasaku. Sedih senang, aku
tak tahu. Semuanya sama, karena hanya sepi yang berbeda.
Aku enggan mengarahkan pandangan
mataku pada setiap kenangan tentang dirimu. Bagiku, lebih baik menatap senja
yang merekah dengan burung-burung yang beranjak pulang menuju sarang. Untuk apa
menatap kenangan? Untuk menjamu kelam? Ataukah untuk menjadi gelap? Semuanya
sudah aku lalui tanpa harus aku menatap kenangan.
Sakit adalah perasaan yang paling
sering hadir didalam hatiku. Taukah kamu? Hanya dengan mengingatmu, aku bisa
meresapi kelam yang merasuk dalam hatiku. Sepertinya hatiku memang berjodoh
dengan kelam.
Kau adalah orang yang paling aku
sayangi, tapi disisi lain kau adalah orang paling sering membuatku merasa
kesakitan.
Bintang masih
menggantung ditengah semesta
Kelam perlahan
menyelinap dari sela-sela hati yang berlubang
Aku diam
Aku sakit
Tapi kau bahagia...
(31 Oktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar